Presiden Jokowi : Jam’iyah NU Tunjukan Wajah Islam Indonesia yang Teduh dan Ramah di Mata Dunia

Presiden Jokowi :  Jam’iyah NU Tunjukan Wajah Islam Indonesia yang Teduh dan Ramah di Mata Dunia

KABARINDO, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi)  sebut Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) telah menunjukkan wajah Indonesia khususnya umat islam yang teduh dan ramah di mata dunia. Menurutnya, NU telah mendorong moderasi beragama bertoleransi dan kebangsaan.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam sambutannya pada acara pengukuhan pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Harlah ke 96 NU di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1).

"NU dapat mewujudkan wajah Islam menunjukkan wajah Indonesia yang teduh dan ramah dimata dunia dan menunjukan agama dan budaya yang bersanding saling memperkaya satu sama lain," kata Jokowi dalam sambutannya.

Atas hal tersebut, negara lain menjadikan Indonesia rujukan negara-negara lainnya karena berhasil menyatukan keberagaman.

 

"Sekali lagi atas nama masyarakat, bangsa dan negara saya menyampaikan terimakasih kepada Pak Kyai para ibu Nyai dan seluruh keluarga besar NU atas kontribusi selama ini kini dan nanti," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan bahwa NU memiliki kekuatan besar, bukan hanya bisa berkontribusi untuk Indonesia tetapi juga untuk dunia. Hal tersebut didukung dengan jumlah warga NU yang sangat besar dengan jaringan organisasi yang sangat lengkap yang tersebar di seluruh pelosok negeri dan luar negeri.

"NU merupakan potensi bangsa yang sangat besar," kata Jokowi.

Selain itu, kata Jokowi, NU juga memiliki talenta-talenta muda berjumlah banyak yang tersebar dalam beragam profesi. Kontribusi NU sendiri yang paling utama adalah melalui peran besar para ulama besar yang menjadi sumber tuntutan umat.

"Tapi semakin banyaknya warga Nahdliyyin yang cendekiawan kaum profesional, wirausaha dan para teknolog akan membuat NU semakin memberikan warna dalam dunia baru yang semakin berubah," kata Jokowi.

Tidak hanya itu, kata Jokowi, dengan jaringan NU yang sangat luas itu diharapkan dapat digerakkan dan dikonsolidasikan untuk menggulirkan agenda-agenda strategis nasional.

"Ini akan menjadi kekuatan besar yang sangat potensial untuk mempercepat menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa dan kemanusiaan," katanya.

"Semua potensi itu perlu dijahit perlu dirajut dalam rumah besar NU sehingga NU bisa makin berperan dalam kemandirian dan kemajuan bangsa semakin berperan dalam dunia yang penuh perubahan dan distrubsi dalam dunia yang semakin diwarnai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi," imbuhnya.