Prospek Ekonomi Jatim pada 2025 Terus Membaik, Inflasi Tetap Terkendali
Prospek Ekonomi Jatim pada 2025 Terus Membaik, Inflasi Tetap Terkendali
Surabaya, Kabarindo- Dengan memperhatikan tantangan dan peluang yang ada, prospek ekonomi Jatim pada 2025 diprakirakan akan terus membaik, tumbuh pada kisaran 4,7%-5,5% (yoy), dengan inflasi yang tetap terkendali pada rentang sasaran nasional 2,5±1%.
“Perekonomian Jatim menguat pada 2024 dan terjaganya stabilitas sistem keuangan akan berlanjut pada 2025,” ujarnya.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (BI Jatim), Erwin Gunawan Hutapea, dalam media briefing pada Selasa (7/2/2025) dengan tema “Penguatan Sinergi untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur yang Berkelanjutan : Transformasi Menuju Indonesia Emas”.
Kegiatan tersebut diselenggarakan berkolaborasi dengan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur, Kantor LPS II Jawa Timur dan Kementerian Keuangan di Provinsi Jawa Timur.
Erwin menjelaskan, ekonomi Jatim 2024 terjaga baik, tumbuh sebesar 4,93% (yoy). Kinerja ekonomi utamanya ditopang oleh komponen investasi sejalan dengan peningkatan investasi non-bangunan, penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) pada awal 2024, serta berlanjutnya proyek konstruksi swasta di Kawasan Industri/KEK.
Secara sektoral, membaiknya ekonomi Jatim didorong oleh sektor perdagangan dan akomodasi, makan dan minum serta konstruksi. Kuatnya pertumbuhan ekonomi Jatim 2024 didukung oleh terkendalinya inflasi sebesar 1,51% (yoy), lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2,92% (yoy) dan inflasi nasional sebesar 1,57% (yoy). Inflasi yang terkendali tersebut sejalan dengan koordinasi TPID yang dirumuskan dalam kerangka pengendalian inflasi JATIM SIGATI.
Kepala Kantor OJK Jawa Timur, Yunita Linda Sari, menambahkan kinerja perbankan menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan peningkatan kredit sebesar 8,04% (yoy) mencapai Rp.614 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,73% (yoy) menjadi Rp.790 triliun. Stabilitas perbankan juga tercermin dari rasio NPL yang turun menjadi 2,88% dan CAR yang kuat sebesar 29,58%. Ketahanan perbankan terhadap risiko likuiditas terjaga sebagaimana tercermin dari AL/DPK sebesar 15,01% dan AL/NCD sebesar 68,58%.
”Solidnya kinerja perbankan 2024 sejalan dengan capaian kinerja pasar modal, industri keuangan non-bank, dana pensiun dan perusahaan pembiayaan yang membaik,” ujarnya.
Sejalan dengan pernyataan Yunita, Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur, Dudung Rudi Hendratna, mengatakan hingga akhir 2024, belanja APBN di Jatim tumbuh kuat ditopang oleh pertumbuhan belanja kementerian/lembaga sebesar 13,74%. Pertumbuhan belanja seiring dioptimalkannya APBN sebagai shock absorber, antara lain melalui peningkatan bidang konektivitas dan prasarana umum, bantuan sosial dan pilkada serentak.
“Kuatnya kinerja belanja sejalan dengan realisasi pendapatan pajak, kepabeanan dan cukai, serta PNBP yang melampaui target yang ditetapkan hingga akhir tahun 2024,” ujarnya
Kepala LPS II Provinsi Jawa Timur, Bambang S. Hidayat, menambahkan LPS menjamin penuh lebih dari 608 juta rekening simpanan nasabah di bank umum dan 15,8 juta rekening di BPR/BPRS atau mencakup 99,9% dari total rekening.
BI, OJK, Kementerian Keuangan dan LPS II Jatim berkomitmen akan terus menjaga stabilitas dan mendorong ekonomi Jatim. Melalui penguatan sinergi, inovasi dan kebijakan yang pro-growth, keempat lembaga ini optimis dapat berkontribusi signifikan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045.
Comments ( 0 )