Storm Rider: Seni Menunggangi Badai dalam Public Relations Bagian 1

Storm Rider: Seni Menunggangi Badai dalam Public Relations Bagian 1

Hasyim Arsal Alhabsi, Direktur Dehills Institute

 

KABARINDO, JAKARTA - Ketika menjalankan peran sebagai Public Relations (PR) di sebuah maskapai penerbangan, saya menyadari bahwa badai atau persoalan akan selalu hadir, baik dalam bentuk tantangan eksternal yang tak terduga maupun strategi yang sengaja dirancang untuk menarik perhatian khalayak. Dalam dunia PR, badai ini bukan sekadar ancaman, melainkan peluang untuk membangun citra dan memperluas jangkauan perusahaan.

 

Badai memiliki kompleksitas yang beragam, dari krisis layanan pelanggan, isu keamanan, hingga kontroversi media. Namun, jika dikelola dengan strategi yang tepat, perhatian yang timbul dapat diarahkan menjadi kekuatan besar. Dalam konteks perusahaan jasa seperti maskapai penerbangan, perhatian tersebut dapat menciptakan sesuatu yang sangat dibutuhkan: pengakuan dan kepercayaan publik.

 

Dua Jenis Badai

1. Badai Tak Terduga (Uncontrolled Storms):

Badai ini muncul di luar kontrol dan pengetahuan kita. Contohnya adalah insiden penerbangan, keluhan viral di media sosial, atau situasi darurat lainnya. Dalam menghadapi badai ini, keterampilan PR diperlukan untuk meredakan ketegangan, membangun narasi yang jujur namun optimis, serta menunjukkan empati dan tanggung jawab perusahaan.

2. Badai Terkendali (Engineered Storms):

Di sisi lain, ada badai yang sengaja diciptakan—tentu dengan ramuan dan takaran yang tepat—untuk mencuri perhatian khalayak. Contohnya meliputi kampanye iklan yang kontroversial, peluncuran inovasi produk dengan elemen kejutan, atau kerja sama unik yang memicu diskusi di media. Badai ini dirancang untuk memanfaatkan emosi dan daya tarik publik tanpa mengorbankan integritas perusahaan.

 

Seni Menunggangi Badai

 

Kemampuan menjadi “Storm Rider” adalah seni tersendiri. Ini melibatkan tiga elemen kunci:

1. Kesiapan dan Kecepatan Respon:

Ketika badai tak terduga datang, respons cepat adalah kunci. Maskapai harus memiliki tim PR yang tanggap, protokol komunikasi yang jelas, dan kemampuan membaca situasi dengan cermat. Transparansi dan komunikasi yang konsisten akan membangun kepercayaan.

2. Kreativitas dalam Menciptakan Badai:

Untuk badai terkendali, kreativitas adalah segalanya. Ide-ide yang out-of-the-box dan relevan dengan khalayak akan menciptakan buzz tanpa menimbulkan kesan manipulasi. Sebagai contoh, maskapai dapat mengemas perjalanan pelanggan biasa menjadi kisah luar biasa melalui storytelling yang menyentuh.

3. Pengendalian Narasi:

Apapun jenis badai yang dihadapi, PR harus memegang kendali narasi. Jangan biarkan publik atau media mengambil alih cerita. Bangun pesan inti yang mencerminkan nilai-nilai perusahaan, dan pastikan pesan ini konsisten di semua saluran komunikasi.

 

Efek Positif yang Dibutuhkan

 

Badai yang dikelola dengan baik akan menghasilkan efek bola salju: dikenal, diperhatikan, dan akhirnya dipercaya. Dalam industri penerbangan yang penuh persaingan, pengakuan ini adalah mata uang berharga. Pada akhirnya, seni menunggangi badai bukan hanya tentang mengatasi tantangan, tetapi juga memanfaatkannya untuk menciptakan peluang dan memperkuat posisi perusahaan di benak masyarakat.

 

Storm Rider adalah sebuah mindset, keterampilan, dan seni yang harus dikuasai setiap praktisi PR. Dengan menjadi pengendali badai, perusahaan bukan hanya bertahan di tengah angin kencang, tetapi juga mampu terbang lebih tinggi dari sebelumnya.