Prof Xu Keceng Hadirkan Solusi Pengobatan Kanker dari Tiongkok

Prof Xu Keceng Hadirkan Solusi Pengobatan Kanker dari Tiongkok

KABARINDO, JAKARTA - Ilmuan kanker bereputasi global asal Tiongkok, Prof Xu Kecheng, merilis dua buku terbarunya dalam acara launching dan bedah buku yang digelar di menara bidakara, Gatot Subroto, dan di Menara Batavia, Jumat (2/5/2025) Jakarta Selatan.

Kedua buku itu berjudul “Hidrogen Mengendalikan Kanker” dan “Cancer Compound Immunotherapy Seri Kisah Nyata dan Menakjubkan”. Peluncuran ini menjadi bagian dari rangkaian kunjungan penerima medali bethune pemerintah Tiongkok ke Indonesia dengan tema “Wisdom and Innovation: 60 Years of Cancer Research and Treatment.”

Melalui kedua buku tersebut, Xu Kecheng mempromosikan pandangannya, bahwa pengobatan kanker saat ini sudah sampai pada titik “leher botol”. Istilah yang menggambarkan kemajuan metode konvensional mulai terbatas.

Xu Kecheng menjelaskan Kanker adalah penyakit yang tidak bisa dihilangkan sepenuhnya. Oleh sebab itu, pendekatan yang seharusnya diprioritaskan adalah untuk memperpanjang umur dan memperbaiki kualitas hidup pasien. 

Dalam kaitan, terapi hidrogen dapat menjadi alternatif terbaik. Bukan sebagai pengganti metode konvensional seperti kemoterapi. Tetapi menjadi pendamping yang berfungsi mengurangi efek samping dari pengobatan konvensional. 

Melalui bukunya, Prof Xu juga mengisahkan pengalaman pribadinya melawan kanker ganas selama lebih dari dua dekade. Ia menyebut bahwa hanya 5 persen penderita kanker sejenis bisa bertahan hidup lebih dari lima tahun, dan dirinya adalah salah satunya. Salah satu kunci keberhasilannya adalah dengan mengandalkan terapi hidrogen sebagai pendamping metode konvensional. 

Dalam acara tersebut, Prof Xu Kecheng menunjukan bukti sejumlah pasien yang berhasil ditanganinya dengan metode ini. Salah satunya adalah pasien dengan kanker ganas yang sudah menyebar ke paru-paru. Meski secara medis dianggap sulit disembuhkan, tapi sampai hari ini, tetap sehat dengan hanya mengandalkan terapi hidrogen.

Prof Xu berharap terapi ini bisa menjangkau lebih banyak pasien di Indonesia. Tentunya dengan prinsip pengobatan yang ideal dari aspek ketersediaan, praktis dan murah. Foto: Orie Buchori/Kabarindo.com